Persahabatan yang di mulai dari dunia maya. Dion dan Angel, Dion
adalah seorang cowok yang cuek, simple, dan cool. Sedangkan Angel adalah
seorang cewek tomboy, cuek, tetapi fashion dalam berpenampilan.
Persahabatan mereka telah terjalin kurang lebih 4 tahun. Akan tetapi
persahabatan mereka beda dari biasanya. Dion dan Angel hanya akrab di
dunia maya saja, di dunia nyata mereka berlagak selayaknya tidak saling
mengenal satu sama lain. Padahal mereka berdua kuliah di Universitas
yang sama, fakultas, seangkatan dan jurusan yang sama pula. Yang
membedakan hanya kelasnya saja.
Siang itu mereka memiliki jadwal kuliah yang sama, kelasnya pun
bersampingan. Tetapi seperti biasanya mereka tidak saling bertegur sapa.
Hanya saling melemparkan senyuman saja tiap kali bertemu.
“Kalian berdua aneh yah…”
“Aneh gimana?”
“Yah aneh, di dunia maya akrab banget, eh pas ketemu di dunia nyata malah saling cuek-cuekan gitu. Aneh kan?”
“He he he he… iya juga sih, Abis dia juga cuek banget kalo ketemu aku. Masa aku yang negur duluan, nggak banget deh!”
“Ehm, dasar…”
Angel berlalu dan meninggalkan Enhy sendirian. Enhy hanya
menggelengkan kepala dan menghela nafas panjang melihat kelakuan
temannya.
Sepulang kuliah Angel langsung masuk kamar dan membuka NB nya.
Berharap Dion mengiriminya pesan melalui e-mail, tetapi apa yang
diharapkan Angel tak jadi kenyataan. Perasaan kecewa pun
menghinggapinya. Masih dengan perasaan kecewa Angel mencoba menghibur
diri dengan memutar musik melalui ponselnya, sambil memejamkan mata
mencoba untuk istirahat sejenak.
Tak terasa waktu berputar begitu cepat, Angel terbangun setelah dua
jam menikmati tidur siangnya. Setelah Angel tersadar bahwa jam di
dinding kamarnya menunjukkan pukul 06.00 sore. Membuatnya tersentak dan
bangkit dari tidurnya, manakala sore itu dia memiliki janji untuk
bertemu dengan Dennis. Dennis adalah pacar Angel, mereka telah menjalin
hubungan selama kurang lebih dua tahun. Waktu itu Angel masih menjadi
mahasiswa baru di fakultas ekonomi dan Dennis adalah seniornya. “Mampus
gue… Dennis pasti marah” Angel mencoba untuk menghubungi Dennis dan
berniat untuk meminta maaf, tetapi ternyata HP Dennis tidak aktif. Maka
Angel pun semakin panik.
Beberapa detik kemudian. Terdengar suara teriakan dari luar kamar,
memanggil nama Angel. “Angel… ada yang nyariin kamu” Suara teriakan
teman koss Angel “Siapa? tungguin bentar” balas Angel dari dalam kamar.
Angel pun bergegas keluar kamar, penasaran akan siapa yang mencarinya di
sore menjelang malam ini. Dan ketika Angel melihat sesosok lelaki yang
tidak asing lagi baginya, dia pun menghela nafas lega. Ternyata lelaki
itu adalah Dennis.
“Ya Allah Dennis… sorri banget, tadi aku ketiduran. Jadi lupa janji sama kamu, Maaf yah!”
“Sudahlah Gell, nggak papa kok… lagian tadi juga aku telat ke tempat
kita janjian. Aku bahkan mengira kamu dah marah dan pergi. Aku minta
Maaf ya Sayang…”
Dennis sangat menyayangi Angel, setiap kali Angel berbuat salah
Dennis pasti memaafkannya. Dua tahun menjalin hubungan menurut Dennis
bukan waktu yang singkat, dia berharap Angel menjadi pendamping hidupnya
kelak. Karena hari itu mereka batal keluar berduaan, maka Angel
memutuskan untuk bersantai di kostan bersama dengan Dennis. Dengan
perasaan bersalah Angel mencoba menebus semuanya dengan memasakkan
sphagetti kesukaan Dennis.
“Hm… karena hari ini kita batal jalan, dan untuk menebus kesalahan ku. Mau nggak aku buatin sphagetti kesukaan kamu?”
“Wah kebetulan banget bebz, aku juga laper banget… belum makan dari siang tadi.”
“Kasian pacar aku… Yah udah, kamu tunggu bentar yah. Aku buatin”
Angel pun bergegas menuju ke dapur, kali ini dia benar-benar bersemangat memasak untuk sang kekasih.
Dua jam di lalui Angel bersama dengan Dennis, tidak seperti biasanya.
Karena kesibukan Dennis belakangan ini menyusun skripsi membuat mereka
jarang bertemu. Dan kali ini Angel meluapkan segala kerinduannya ke
Dennis dengan bermanja-manjaan. Tetapi waktu pun harus memisahkan
mereka, Dennis pamit dan meminta maaf karena kemungkinan beberapa hari
ke depan dia tidak bisa menemui Angel. Dan Angel pun memaklumi kesibukan
pacarnya itu. Dua tahun mereka berpacaran, baru sekali terjadi
pertengkaran itu pun karena kesalahpahaman Angel terhadap Dennis. Saat
itu Angel melihat Dennis berjalan dengan wanita lain, yang tak lain
adalah sepupunya sendiri. Tatkala pada waktu itu Angel belum mengenali
semua keluarga Dennis karena hubungan mereka saat itu masih berusia enam
bulan.
Terik matahari di siang ini membuat Angel mengurungkan niatnya keluar
kamar. Dia memutuskan untuk tidak kemana-mana weekend kali ini. Karena
keadaan kost yang sangat sunyi, Angel mencoba menghibur diri dengan
memutar tape di kamarnya. Sambil mendengarkan musik Angel membuka NBnya
dan mulai membuka facebook. Sejam ia Online, tak satupun yang
mengajaknya chatingan. Karena merasa bosan, Angel memutuskan untuk
Offline. Akan tetapi, belum sempat tombol sign out Angel tekan tiba-tiba
terdengar nada chat dari NBnya.
“Hai cewe manis… Kamu lagi ngapain?” ternyata Dia adalah Dion.
“Hai… Kemana aja kamu..? aku nungguin kamu dari kemarin tau.”
“Kenapa, kangen yah?”
“Yee… Maunya, lebih ngangenin pacar ku dari pada loe.”
“Ha ha ha ha… Bisa aja. Kemarin aku sibuk, sibuk pacaran maksudnya. He he he he”
“Sama dunk… Kemarin aku seharian sama si doi.”
“Wah berarti ada yang lagi berbunga-bunga nieh?”
“Gak juga seh, hari ini dan beberapa hari kedepan aku nggak bisa ketemu sama dia. Soalnya dia sibuk ngerjain skripsinya.”
“Yah, udah yang penting kan kemarin udah ketemu.”
Perbincangan melalui chat hari itu berlangsung lama, tak terasa suara adzan azhar berkumandang. Menandakan pukul 03.45
“Wah gak terasa udah azhar, aku off dulu yah!”
“Eit… tunggu dulu Ngell, aku mau minta sesuatu ma kamu”
“Apa?”
“Boleh nggak aku minta no. Hp kamu?”
“Ouh, kirain apaan”
“Boleh kagak?”
“Iyya, boleh kenapa tidak. 08975560XXX, ya udah aku off dulu yah!”
“Okay, nanti aku hubungin yah. See u”
Yah, selama 4 tahun mereka hanya berkomunikasi melalui pesan obrolan
Fb saja. Dan kali ini Dion memberanikan diri untuk meminta nomor HP
Angel. Dan dengan senang hati Angel memberikan nomer ponselnya sebelum
mengakhiri obrolan sore itu, dan bergegas mandi. Setelah shalat azhar,
Angel mencoba menghubungi Dennis. Tapi hasilnya nihil, Dennis begitu
sulit untuk di hubungi. Tiba-tiba Hp Angel berdering, dengan penuh
harapan bahwa Dennis menghubunginya kembali. Namun ternyata itu hanya
pesan SMS dari nomor yang tak dikenali. Karena merasa malas, Angel tak
menghiraukan sms itu. Dan ternyata pemilik nomer itu adalah Dion, karena
tak mendapat balasan dari Angel. Dion akhirnya menelepon Angel.
“Wah kamu kok sombong banget seh, sms aku aja gak di gubris” Dion terus nyerocos tanpa memberi Angel kesempatan untuk bertanya.
“Emang ini sapa? nomer kamu gak ke save di ponsel aku?” tanya Angel kebingungan.
“Ouh, sorri… tadi aku sms gak kasih nama. Ini aku Dion.”
“Ouh, Kamu… ada apa Ion?”
“Gak cuman pengen gangguin kamu aja.”
“Hm, gak ganggu kok… malah aku seneng ada yang gangguin, soalnya suntuk di kosan. Gak tau mau kemana.”
“Wah baru kali ini ada cewe yang aku gangguin malah seneng. Ha ha ha dasar cewe aneh.”
“Loh emang kenapa?”
“Hm, gak kok… emang gak keluar?”
“Gak tau mau kemana, lagian gak seru keluar sendirian. Sebenernya sih
aku lagi nungguin someone untuk ngajakin jalan. Tapi gak ada tuh”
“Kalo aku yang ngajakin jalan mau gak?”
“Hm, Gimana yah”
Sejenak Angel berfikir, daripada ia bengong sendiri dalam kamar maka Angel menerima ajakan Dion.
“Yah udah, kita ketemu dimana?”
“Serius mau? Gak usah ketemu di luar, aku jemput kamu aja. Okay!”
“Okay… kalo udah di depan kosan aku, kamu sms ajah nanti biar aku yang keluar.”
“Yah udah, siap-siap gih.”
Setelah menutup telepon, Angel pun bersiap-siap dan mengganti
pakaiannya. Untuk pertama kalinya setelah 4 tahun bersahabat, mereka
keluar berduaan. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Dion pun
datang. Rasa canggung menyelimuti mereka berdua, secara ini kali
pertamanya mereka bertemu langsung.
Dengan laju motor 40km/jam, Dion berhenti di suatu tempat yang jika
didatangi oleh pasangan kekasih, tempat itu sangat romantis. Dan
ternyata benar, Dion sering ke tempat ini dengan pacarnya. Dion telah
memiliki pacar, dia telah menjalin hubungan selama 3 tahun. Hubungan
Dion dan pacarnya berawal dari SMU, awalnya mereka berteman atau bisa di
bilang bersahabat. Hingga akhirnya Dion merasa cocok dengan Ranti dan
menjalin hubungan hingga saat ini. Hubungan mereka semakin awet manakala
Ranti juga kuliah di Universitas yang sama dengan Dion, tetapi berbeda
jurusan dengannya. Kalau dilihat dari segi fisik, Ranti seorang gadis
yang biasa saja, penampilannya pun sederhana. Tapi itulah yang membuat
Dion sangat menyayanginya, hanya satu yang membuat Dion terkadang merasa
jenuh dengan hubungannya. Ranti memiliki sifat pencemburuan dan egois.
Setelah memarkirkan motornya, Dion mengajak Angel ke sebuah tempat.
“Gimana Gell, kamu suka nggak sama suasananya?”
“Hm, gila tempatnya keren banget Ion. Kamu sering ke tempat ini?”
“Iya, ini tempat favorite aku dan pacar ku. Kalo lagi pacaran aku pasti kesini.”
“Trus, tujuan kamu ngajak aku kesini apa?”
“Yey… otak kamu jangan ngerres. Selain tempat pacaran, di sini juga ada
kuliner yang enakkkk bangettt… nah tujuan aku ngajak kamu ke sini, yah
untuk nyobain kuliner disini. Uuuhh dasar!”
“He he he he… ngomong donk.”
Setelah memesan makanan yang menurut Dion enak bangettt sampe T nya
tiga kali itu, he he he he mereka pun melanjutkan perbincangannya.
“Gimana, enak nggak?”
“Hm…. Enak! he he he …”
“Yah jelas lah enak, dua mangkuk kamu abisin sendiri. Kalo gak enak, berarti kelaperan dunk. He he”
“He he he he… keduanya seh, selain karena kelaperan makanannya juga enak. Jadi pas deh”
“Yah udah, kamu habisin dulu makanannya. Terus aku punya satu tempat lagi yang pasti seru buat kamu.”
“Okay…”
Selintas Angel memandangi wajah Dion, menatapnya dalam-dalam dan
bergugam dalam hati. “Ternyata ngobrol dengan Dion secara langsung lebih
seru daripada melalui obrolan Facebook. Dan malam itu Angel benar-benar
menikmati suasana dengan Dion, sampai-sampai dia ngelupain kerisauannya
karena tidak mendapat kabar dari Dennis seharian ini.
Tepat pukul 11.00 malam, mereka tiba di kostan Angel.
“Yah udah, aku pamit yah… thanks atas waktunya.”
“Okay, sama-sama. Justru aku yang berterima kasih udah mau ngajakin ke
tempat yang wow banget. Kamu hati-hati yah, kalo udah nyampe rumah sms
aku!”
“Okay, Cewe manis…” Dion pun berlalu dengan senyum manisnya.
Belum sampai ke depan pintu, ponsel Angel berdering. Dan semakin membuat cewek itu bahagia karena yang menelepon adalah Dennis.
“Hallo sayang…”
“Hay beb… gimana kabar kamu?”
“Sorri yah sayang, seharian aku gak ngasih kamu kabar. Aku baik-baik aja kok, kamu?”
“Aku baik juga. Gak papa kok… tadi aku lagi kangen aja, makanya aku hubungin kamu”
“tadi handphone aku ketinggalan di rumah bebz, sekali lagi maaf yah.”
“Okay gak masalah kok.”
“Yah udah, aku istirahat dulu yah… capek banget seharian ngurus ini itu. Good night beb. Love U”
“Love U too honey”
Meskipun Angel masih merasa kangen dengan Dennis akan tetapi, sebagai
cewe yang selalu mensuport pacarnya. Angel harus mengerti dengan
keadaan Dennis saat ini. Angel merebahkan badannya ke kasur empuknya,
dan mulai tersenyum sendiri. Manakala ia mengingat apa yang telah ia
lewati malam ini bersama Dion.
Semenjak pertemuan malam itu, Angel dan Dion tak lagi canggung ketika
bertemu di kampus. Mereka saling bertegur sapa, bahkan jauh kelihatan
lebih akrab dari biasanya. Bahkan tak jarang Dion mengajak Angel ke
kantin kampus barengan dan yang lebih lagi Dion berani mengajak Angel
pulang bersama. Siang itu, melalui sms Dion mengajak Angel untuk
menemaninya ke toko buku.
“Angel, siang ini kamu ada acara gak?”
“Nggak, kenapa Ion?”
“Nemenin aku ke toko buku mau nggak?”
“Hm, Okay deh… ketemuan di toko buku atau gimana?”
“Barengan aja, Aku tunggu di parkiran yah!”
“Okay…”
Siang itu mereka pun menghabiskan waktu berdua di toko buku. Setelah
mendapatkan buku yang Dion cari, maka mereka memutuskan untuk makan
siang dulu baru pulang.
Hubungan persahabatan Dion dan Angel semakin akrab, bahkan jika ada
orang baru yang melihatnya. Akan mengira mereka adalah pasangan yang
sangat serasi. Angel pun terlarut dalam perlakuan Dion yang begitu
perhatian dengannya. Sampai pada suatu ketika, Angel merasa hubungan
mereka sudah di luar kodratnya sebagai sahabat. Bahkan Angel merasa jika
di dekat Dion perasaan saat bersama dengan Dennis muncul
menghinggapinya. Begitupun dengan Dion, rasa sayang sebagai sahabat
kepada Angel, seakan seimbang dengan rasa sayang dia ke Ranti pacarnya.
Bahkan bisa di bilang, perhatian Dion jauh lebih terfokus ke Angel di
bandingkan ke Ranti pacarnya sendiri. Lamunan Angel berhamburan ketika
mendengar ada yang mengucap salam. Dan itu adalah Dennis pacarnya.
“Assalamu Alaikum…”
“Walaikum Salam… Hey bebz, tumben kamu dateng gak ngasih kabar dulu.”
“Sengaja, aku pengen ngasih surprise buat kamu.”
“Hm, surprise apaan?”
“Nih, aku dateng gak ngomong dulu.”
“Itu seh bukan Surprise, surprise buat aku tuh. Yang kamu dateng kesini
ngebawa cincin trus ngelamar aku deh. He he he he… becanda”
Ternyata apa yang Angel omongin itu terjadi, niat Dennis menemui
Angel siang itu memang untuk memberinya sebuah cincin. Dan ingin
memberitahukan niatnya untuk melamar Angel, Dennis sengaja menanyakannya
terlebih dahulu ke Angel, sebelum Dennis menemui kedua orangtua Angel
dan meminangnya secara resmi. Sontak Angel terkejut, perasaannya berubah
menjadi tidak karuan. Yang mana seharusnya Angel merasa senang, tetapi
justru dia merasa tidak ingin semua ini terjadi. Angel hanya diam
terpaku, tapi Dennis terus mendesaknya dengan pertanyaan dan menyodorkan
sebuah kotak berisikan cincin permata Dennis pun berkata “Will you
married me?” sebuah pertanyaan yang singkat tapi Angel bingung
menjawabnya.
“Apa keputusan kamu tidak terlalu cepat Den?”
“Apanya yang cepat Beb, kita udah menjalin hubungan selama 2 tahun
lebih. Apa itu tidak cukup untuk kita membawa hubungan ini ke jenjang
yang lebih serius? atau kamu tidak ingin mendapingiku hingga akhir hayat
memisahkan kita?”
“Bukan begitu Den. Tapi…”
Ucapan Angel terhenti manakala ia merasa bahwa perasaannya kepada
Dennis sudah mulai memudar. Karena kesibukan Dennis, membuat merasa
perhatian Dennis terhadapnya mulai berkurang. Dan pikirannya terfokus ke
Dion, orang yang memberinya perhatian lebih dari Dennis.
“Tapi apa?”
“Beri aku waktu, Saat ini aku belum bisa menjawabnya. Semua butuh pertimbangan.”
“Baiklah, aku takkan menganggumu beberapa hari ke depan. Pikirkanlah
ajakan ku, sungguh aku sangat menyayangimu… Love U” Dennis pun pergi
meninggalkan Angel sendiri.
Dengan ucapan “LOVE YOU” dan sebuah kecupan mendarat di kening Angel,
semakin membuat Angel bimbang. Ia tahu bahwa Dennis benar-benar
menyayanginya. Tetapi ia juga tak mampu membohongi hatinya, kalau saat
ini perasaannya hanya tertuju pada Dion. Dennis pun meninggalkan Angel
di kamar kostnya sendirian. Dia memberikan kesempatan kepada Angel untuk
berfikir, Dennis sadar bahwa ajakannya memang terkesan mendadak.
Angel hanya duduk terdiam seorang diri dalam kamar kostnya yang
mungil itu. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Dua jam Angel lalui
berdiam diri, dan akhirnya memutuskan untuk menemui Dion.
“Hallo Ion, kamu dimana?”
“Di rumah aja… Kenapa Ngell?”
“Boleh gak kita ketemuan, ada yang mau aku omongin nih.”
“Hm, Boleh kapan?”
“Sekarang… aku tunggu kamu di taman plaza yah!”
“Okay…”
Satu jam lamanya Angel menunggu, dengan penuh kesabaran. Berharap
Dion benar datang dan ia pun meluapkan segala kegundahannya. Bahkan
terlintas dipikiran Angel ingin menanyakan perasaan Dion terhadapnya,
agar segala bentuk perhatian Dion ke Angel bisa terjawab. Dan Angel bisa
mengetahui perasaan Dion terhadapnya.
“Hay Ngell… sorri banget yah, tadi aku ngaterin Ranti pulang dulu, trus nemuin kamu.”
“Ahh… nggak papa kok. Lagian aku juga gak tau kalo kamu lagi sama Ranti.”
“Santai aja kali, hubungan kita berdua masih aman.”
“Maksud kamu?”
“Hubungan persahabatan kita. Aku udah nyeritain semua ke Ranti, tentang
persahabatan kita yang aneh banget. Bahkan aku bilang ke Ranti, andai
hati aku tidak terpaut lebih dahulu ke dia. Ada kemungkinan aku jatuh
cinta pada mu.”
Sontak Angel kaget mendengarkan ucapan Dion barusan. Ternyata Dion
bener-bener hanya menganggap Angel real sebagai sahabatnya saja.
Perasaan kecewa pun merasuki hatinya, dia merasa jauh lebih sakit
ketimbang di tinggalkan oleh Dennis, seorang cowok yang telah
menemaninya selama 2 tahun lebih, dan telah memberikan kasih sayang
penuh kepadanya. Maka Angel pun berubah pikiran untuk menanyakan
perasaan Dion terhadapnya, karena belum sempat pertanyaan itu terlontar.
Dion telah memberi isyarat lebih dahulu kepadanya. Bahwa Ranti hanyalah
satu-satunya gadis yang ada di dalam hati Dion saat ini.
Perasaan kecewa menghinggapi dada Angel. Dia merasa bahwa Dion hanya
mempermainkan perasaannya saja. Namun kembali lagi, Angel harus sadar
bahwa di antara perasaan dia terhadap Dion terselip rasa yang tertinggal
untuk Dennis. Kalaupun memang Dion sangat menyayangi Ranti lebih dari
perkiraan Angel. Itu semua harus ia terima, sebab Ranti memang lebih
dahulu mengisi hati Dion sebagai kekasih. Walau Angel mengenal Dion
lebih lama, sebagai sahabatnya.
Diamnya Angel membuat Dion merasa heran, dan dia pun menanyakan tujuan Angel memanggilnya ke taman.
“Woii… ngelamun ajah, tadi kamu bilang mau ngomong sesuatu sama aku. Apa?”
“Ahk, nggak kok… gak ada. Tadi aku cuman suntuk di kosan sendirian,
makanya pengen ketemu sama kamu. Sorri banget yah, tadi aku beneran gak
tau kalau kamu lagi sama Ranti. Sekali lagi maaf yah!”
“Woles woi… kamu kayak baru kenal aku aja. Keliatannya kamu lagi galau nih, ya udah cerita deh!”
“Hm, tadi Dennis datang menemui ku.”
“Wah bagus dunk… tapi kok kamu murung?”
“Aku bingung dengan perasaan aku saat ini”
“Kenapa?”
“Dennis ngajak aku nikah”
“Lantas apa yang membuat kamu bingung?, bukannya itu kabar baik. Itu berarti Dennis serius sama kamu.”
“Iya aku tau itu. Tapi…”
“Tapi apa?”
Angel bingung harus berkata apa lagi. Ia ingin meluapkan perasaanya
kepada Dion tapi, Angel telah mendengarnya sendiri kalau Dion begitu
menyayangi pacarnya. Dan itu berarti tak ada kesempatan untuk mereka
bisa bersatu.
Melihat Angel kebingungan Dion pun berusaha menenangkannya. Sore itu
Dion mengajak Angel ke pantai, untuk membuat suasana hati Angel sedikit
tenang. Setibanya mereka di pinggir pantai, Dion menggenggam erat tangan
Angel. Dan seketika itu pula Angel berbalik ke arah Dion, dan
menatapnya dalam-dalam. Dan beribu pertanyaan terlintas di benaknya,
“Apa ini?, apa semua ini hanya wujud perhataian Dion terhadapku sebagai
seorang sahabat” rasa dalam hati Angel pun menjadi tak karuan, ia
berusaha mengubur dalam-dalam perasaannya terhadap Dion.
Dion sadar, dengan tindakannya itu akan menimbulkan beribu pertanyaan
terhadap Angel. Dan tanpa berfikir panjang lagi. Dion mengungkapkan
perasaanya kepada Angel.
“Rasa cinta itu memang tak ada yang tahu kapan ia datang Dan pergi
kapan pun ia inginkan. Begitupun dengan perasaan yang aku miliki saat
ini terhadapmu.”
“Maksud kamu apa Ion?”
“Angel, sebenarnya perasaan ku terhadapmu telah lama aku pendam. Tetapi
pada saat itu aku bingung dengan perasaan ini. Seperti yang kamu tahu,
kita hanya saling mengenal satu sama lain lewat Facebook. Selama 4
tahun, tanpa berfikir untuk bertemu. Dan ketika kita berada dalam ruang
lingkup yang sama, aku telah bersama wanita lain. Dan waktu itu aku
berusaha mencari tahu tentang dirimu, setelah mengetahui kau telah
bersama cowok lain, maka ku urungkan niat ku untuk mengenal mu lebih
dekat, bahkan untuk menegurmu pun aku tak sanggup. Aku takut, setelah
kita akrab perasaan ku berubah menjadi semakin menyayangimu padahal kau
dan aku telah memiliki pasangan masing-masing.”
Dion menjelaskan panjang lebar mengenai perasaannya terhadap Angel,
bentuk perhatian yang ia berikan kepada Angel itu benar-benar real dari
dalam hati. Seketika Angel tersadar, bahwa perasaannya kepada Dion tidak
bertepuk sebelah tangan. Perhatian yang selama ini ia rasakan dari Dion
kembali mengoyak hatinya. Entah apa yang harus dia lakukan, belum
sempat Angel mengungkapkan perasaanya. Dion kembali mengungkapkan isi
hatinya saat ini.
“Pertemuan kita beberapa minggu yang lalu, membuat rasa percaya
diriku kembali dan sejenak melupakan status hubungan ku dengan wanita
lain. Jujur aku merasa nyaman dekat kamu, tapi ketika aku menyadari kau
telah ada yang memiliki dan begitupun dengan ku. Membuat ku kembali
tersadar tak sepantasnya kita mengkhianati perasaan pasangan kita. Namun
aku tak ingin hubungan kita berakhir sampai disini.”
Tapi belum selesai Dion mengungkapkan perasaannya, Angel mulai bersuara.
“Tapi… Aku terlanjur menyayangimu Dion, justru perasaan ini lah yang
membuat ku berfikir menerima pinangan Dennis. Lalu apa yang harus ku
perbuat?”
“Angel, jika kita bisa menjaga persahabatan kita hingga saat ini. Lalu
kenapa mesti kita nodai dengan perasaan yang hanya sesaat ini. Dennis
adalah lelaki yang baik, aku yakin kamu akan hidup bahagia bersamanya.
Tadi aku bertemu dengan Ranti, tak sedikitpun ia protes dengan sikap
cuekku terhadapnya, aku tak sanggup meninggalkannya begitu saja. Dia
seorang wanita yang telah mau menerimaku apa adanya, hingga detik ini
perasaannya terhadap ku tidak berubah, meskipun telah beberapa minggu
aku mencampakkannya.” Dion terus berusaha meyakinkan Angel bahwa apa
yang dirasakannya hanyalah perasaan sesaat.
Angel hanya diam, terpaku atas pengakuan Dion terhadapnya. Dan mulai
berfikir, apa yang Dion katakan itu benar adanya. Tak seharusnya ia
mengkhianati perasaan Dennis kepadanya, orang yang selama 2 tahun lebih
menyayanginya dan terus bersabar akan segala kelakuan Angel. Sesaat
Angel kembali menatap Dion dan mulai tersenyum, melihat senyum dari
wajah Angel yang mulai berkembang Dion pun merasa lega. Bahwa tak ada
yang mesti tersakiti dengan perasaan ini, sekaligus merasakan plong
karena perasaan yang ia pendam selama 4 tahun telah ia ungkapkan.
Walaupun ia sadar bahwa mereka tidak bisa bersatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar